Tadi siang saya menonton tayangan berita di tvOne. Dalam tayangan tersebut ditampilkan sekelompok anak-anak TK di Situbondo yang menggelar istighosah atau doa bersama yang ditujukan bagi warga Palestina. Hal ini tidak lepas dari ulah Israel beberapa waktu lalu. Israel menyerang kapal Mavi Marmara, kapal yang mengangkut relawan serta bantuan bagi rakyat Palestina.
Awalnya, aksi istighosah ini cukup menarik perhatian saya. Saya salut terhadap pemrakarsa acara tersebut, yang mengajarkan anak-anak untuk peduli terhadap saudara mereka yang sedang terkena musibah. Namun, simpati saya hilang di akhir acara, ketika tayangan tersebut memperlihatkan anak-anak membakar dan menginjak-injak bendera Israel.
Eits, jangan salah sangka dulu. Saya tidak melarang orang membakar atau menginjak-injak bendera kaum Zionis yang memang kejam dan tidak berperikemanusiaan tersebut. Saya hanya merasa kurang sreg bila hal itu dilakukan oleh sekelompok anak kecil. Saya rasa, tidak mungkin aksi bakar-bakar tersebut merupakan ide anak-anak tersebut. Pastinya itu ide dari orang yang lebih dewasa. Menurut saya, belum sepantasnya kita mengajarkan hal yang demikian itu terhadap anak-anak. Masa anak-anak diajari demo ala mahasiswa? Kalau orang dewasa yang berdemo sih, membakar, menginjak, atau merobek bendera Israel tak akan jadi masalah bagi saya, toh, Israel memang biadab. Tapi, kalau anak-anak, ya sepantasnya sajalah.
Bagi saya, istighosah di awal tadi sudah cukup bagus tanpa harus diakhiri dengan aksi bakar-bakar. Sebagai penutupnya kan bisa diisi acara lain. Katakanlah, membaca puisi atau mengumpulkan sumbangan buku, pakaian, atau apapun untuk diberikan ke teman-teman mereka anak-anak Palestina. Saya rasa yang demikian itu lebih bijak.
Postingan lain saya tentang anak-anak, Nyanyian Bocah Masa Kini, bisa dibaca di sini. (*)